Rabu, 29 April 2020

Kerajaan Tulang Bawang



Kerajaan Tulang Bawang
Dari sumber-sumber sejarah Cina, kerajaan awal yang terletak di  daerah  Lampung  adalah  kerajaan  yang  disebut  Bawang  atau  Tulang Bawang. Berita Cina tertua yang berkenaan dengan daerah Lampung  berasal  dari  abad  ke-5,  yaitu  dari  kitab  Liu-sung-Shu, sebuah kitab sejarah dari masa pemerintahan Kaisar Liu Sung (420–479).

Kitab  ini  di  antaranya  mengemukakan  bahwa  pada  tahun  499 M sebuah kerajaan yang terletak di wilayah Nusantara bagian barat bernama P’u-huang atau P’o-huang mengirimkan utusan dan barang-barang upeti ke negeri Cina. Lebih lanjut kitab Liu-sung-Shumengemukakan bahwa Kerajaan P’o-huang menghasilkan lebih dari 41 jenis barang yang diperdagangkan ke Cina.

Hubungan diplomatik dan  perdagangan  antara  P’o-huang  dan  Cina  berlangsung  terus  sejak pertengahan abad ke-5 sampai abad ke-6, seperti halnya dua kerajaan lain di Nusantara yaitu Kerajaan Ho-lo-tan dan Kan-t’o-li.

Dalam  sumber  sejarah  Cina  yang  lain,  yaitu  kitab  T’ai-p’ing-huang-yu-chi yang  ditulis pada  tahun  976–983  M,  disebutkan  sebuah kerajaan bernama T’o-lang-p’p-huang yang oleh G. Ferrand disarankan  untuk  diidentifikasikan  dengan  Tulang  Bawang  yang  terletak di daerah pantai tenggara Pulau Sumatera, di selatan sungai Palembang  (Sungai  Musi).  L.C.  Damais  menambahkan  bahwa  lokasi  T’o-lang  P’o-huang  tersebut  terletak  di  tepi  pantai  seperti  dikemukakan di dalam Wu-pei-chih, “Petunjuk Pelayaran”.

Namun, di  samping  itu  Damais  kemudian  memberikan  pula  kemungkinan  lain mengenai lokasi dan identifikasi P’o-huang atau “Bawang” itu dengan  sebuah  nama  tempat  bernama  Bawang  (Umbul  Bawang)  yang sekarang terletak di daerah Kabupaten Lampung Barat, yaitu di daerah Kecamatan Balik Bukit di sebelah utara Liwah. Tidak jauh dari desa Bawang ini, yaitu di desa Hanakau, sejak tahun 1912 telah ditemukan  sebuah  inskripsi  yang  dipahatkan  pada  sebuah  batu  tegak, dan tidak jauh dari tempat tersebut dalam waktu beberapa tahun  terakhir  ini  masih  ditemukan  pula  tiga  buah  inskripsi  batu  yang lainnya.