Minggu, 26 April 2020

Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat

Melalui kesastraan lama kamu dapat memahami nilai-nilai yang ingin diwariskan para leluhur. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu. Dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena merupakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya, puisi lama biasanya disampaikan dari mulut-kemulut.

Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima. Pada bagian ini puisi lama yang akan dibahas adalah pantun, syair dan gurindam.

A. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mulamula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya. Ciri gurindam
  1. Terdiri atas dua baris dalam sebait
  2. Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
  3. Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya
  4. Merupakan satu kesatuan yang utuh.
  5. Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
  6. Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua)
  7. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara

B. Pantun
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur.

Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.

Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Ciri-ciri pantun
  1. Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
  2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
  3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
  4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
C. Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Ciri-ciri syair antara lain :
  1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
  2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  3. Bersajak a-a-a-a.
  4. Semua baris adalah isi.
  5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

1. Membaca Puisi Rakyat
Baca secara berantai pantun warisan nenek moyang kita! (gunakan irama lagu Rasa Sayange)
Pantun 1Pantun 2
Air surut memungut bayam,
Sayur diisi ke dalam kantung;
Jangan diikuti tabiat ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung.
Baik bergalas baik tidak,
Buli-buli bertali benang;
Baik berbalas baik tidak,
Asal budi sama dikenang.
Pantun 3Pantun 4
Ikan nila dimakan berang-berang,
Katak hijau melompat ke kiri;
Jika berada di rantau orang,
Baik-baik membawa diri
Akar keladi melilit selasih,
Selasih tumbuh di hujung taman;
kalungan budi junjungan kasih,
Mesra kenangan sepanjang zaman.

Gurindam
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Syair perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

Karya: Hamzah Fansuri
Melalui kesastraan lama kamu dapat memahami nilai Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat
2. Mendaftar Kata Berima pada Gurindam, Syair, dan Pantun
Daftarlah kata yang memiliki bunyi akhir sama pada gurindam, syair, dan pantun di atas! Lanjutkan seperti contoh berikut!

Kata berima pada pantun
Kata berima pada larik ganjil (1 dan 3)Kata berima pada larik genap (2 dan 4)
BayamAyam
KantungSekampung
TidakTidak
BenangDikenang
Berang-berangOrang
KiriDiri
SelasihKasih
TamanZaman

Kata berima pada Gurindam
Kata berima pada larik 1Kata berima pada larik 2
PerangaiRamai
SahabatObat
GuruSeteru
BerbangsaBahasa
BerbahagiaSia-sia
MuliaDia

Kata berima pada syair
Kata berima pada larik 1Kata berima pada larik 2, 3, dan 4
MadahIndah, berpindah, sudah
DirimuHidupmu, hidupmu, hidupmu
BudimanPedoman, kerjakan, insan
PerahumuKayu, di situ, itu
AyarLayar, taksir, kabir

3. Menemukan kata berima sama secara utuh
Buka kamus dan berbagai sumber untuk menemukan kata berima yang bunyi akhirnya sama secara utuh!
Benda di sekitar/buah/
tumbuhan/nama kota/hewan/
masakan
Kata dengan bunyi akhir sama
secara utuh
rebana, pelanaTerpana, suasana, terpesona, terhina, terbina
SulawesiAolusi, motivasi, prestasi, promosi, emosi
RambutanKejutan, hambatan, jabatan, jembatan, kecepatan
KambingOmbang-ambing, belimbing, tebing, lembing
SambalTambal, tumbal, gombal, tebal, gimbal, timbal

4. Menemukan kata berima akhir sebagian
Benda di sekitar/buah/
tumbuhan/hewan/masakan
Kata dengan bunyi akhir sama
sebagian
Pisangpegang, dagang, garang, tebang, hilang, kacang
Bogorlongsor, bocor, kotor, mandor, tekor, molor
Nanastebas, landas, tegas, majas, lekas, jelas, lemas
Ayamlebam, legam, kejam, sekam, selam, tanam
Rendangterbang, kencang, pegang, kejang, hilang, remang

5. Membandingkan Pantun, Syair, dan Gurindam
Diskusikan persamaan dan perbedaan ketiganya! Tulislah pada tabel berikut!
Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam

a. Perbedaan
AspekPantunSyairGurindam
TujuanMenyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, ajaran budi pekerti dan moral untuk kepentingan sosial dan hiburan.Menyampaikan cerita dan pengajaran serta digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berunsur keagamaan.Untuk menyampaikan nasihat atau kata-kata mutiara.
Struktur Isi
  1. 1 bait terdiri dari 4 baris
  2. Baris 1 dan 2 merupakan sampiran
  3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
  4. Teks pantun berbentuk bait-bait
  5. Ada keterkaitan isi baris pertama dan kedua
  6. Ada keterkaitan isi baris ketiga dan keempat
  1. 1 bait terdiri dari 4 baris
  2. Setiap baris mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris sebelumnya
  3. Empat baris merupakan satu kesatuan ide
  4. Tidak ada sampiran maupun isi seperti pantun
  5. Syair perlu dilagukan untuk membentuk nyanyian
  1. 1 bait terdiri dari 2 baris
  2. Bait pertama merupakan sebab atau persoalan
  3. Bait kedua merupakan akibat atau penyelesaian
  4. Isi terletah di larik kedua
Ciri teks
  1. Bersajak a-b-a-b
  2. Terdiri dari 8-12 suku kata
  3. Pilihan katanya, padat, singkat dan jelas
  1. Bersajak a-a-a-a
  2. Terdiri dari 8-12 suku kata
  1. Bersajak a-a
  2. Terdiri dari 10-14 suku kata
Ciri Bahasa
  1. Bahasanya singkat padat dan jelas
  2. Bahasa campur
  1. Menggunakan bahasa kiasan
  2. Bahasanya harus sama
-
JenisPantun adat, Pantun agama, Pantun budi, Pantun jenaka, Pantun kepahlawanan, Pantun kiasan, Pantun nasihat, Pantun percintaan, Pantun pribahasa, Pantun teka-teki, Pantun perpisahanSyair melayu lama, Syair islami, Syair cinta, Syair persahabatan, Syair kehidupan, Syair pendidikanGurindam Berkait dan gurindam berangkai,

b. Persamaan Pantun dan Syair
1. Terdiri dari 4 baris dalam satu bait
2. Terikat oleh rima
3. Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
4. Pantun dan syair adalah puisi lama

Persamaan Syair dan Gurindam
1. Terikat oleh rima
2. Barisnya merupakan kesatuan yang utuh
3. Merupakan puisi lama

Persamaan Pantun, Syair dan Gurindam
1. Pantun, syair dan gurindam merupakan puisi lama
2. Tujuannya untuk menyampaikan pengajaran atau nasihat

6. Menyimpulkan Ciri Pantun, Syair, dan Gurindam
Setelah mengerjakan beberapa latihan tentang puisi rakyat, simpulkan dengan bahasa sendiri ciri ketiga puisi rakyat tersebut! Simpulkan ciri-ciri pantun, gurindam, dan syair. Diskusikan dengan teman di sebelahmu!